1/29/13

Bukan Aku


Kebisingan suara anak pulang sekolah, menemani kesunyianku. Aku berjalan sendiri dari satu koridor ke koridor lainnya, tak satu pun anak ada yang melirik sedikit saja kepadaku. Mereka berlalu begitu saja dengan teman-temannya. Termasuk dia. Si tampan yang hingga kini mampu membuatku jatuh hati. Kebaikannya membuatku berharap lebih.
"Ehem" kata seseorang membuyarkan lamunanku, aku menoleh. 
"Eh? Hm, ada apa Rez?" Kataku kepada orang itu. Namanya Reza, lelaki pujaanku yang baru saja kulamuni.
"Enggak kok.. Bengong aja nih kamu, mikirin apasih? Aku ya? Hahaha" kata Reza, bergurau. 
"Iya, memang aku sedang memikirkanmu Rez. Membayangkan setiap gerak-gerikmu, senyumanmu, dan kebaikanmu. Membuat otakku penuh akan semua tentangmu..." Kataku, tentunya dalam hati. 
"Ghin?" Kata Reza, yang lagi-lagi membuyarkan lamunanku. 
"Uhm,ya?" Kataku
"Tuhkan bengong lagi... Ih udah ah nanti kalo kemasukan gimana..." Kata Reza sambil menyentuh pipi kananku 
"Uhm.. Hehe.." Kataku, salah tingkah. "Yaudah deh, yuk kita pulang bareng!" Kata Reza 
"Pu..pulang... Ba.. Bar..eng?" Kataku yang masih tidak menyangka
"Iya. Yuk!" Kata Reza, tangannya menarik tanganku. Dua tangan kami bersatu dalam sebuah genggaman, lantas mengapa hati kita ini tak pernah menyatu? 
Aku pulang bersamanya. Sebelumnya, aku diajak makan siang dengannya. Kami bercengkrama bersama dan aku merasakan kenyamanan berada didekatnya. Dan kenyamananku membuat waktu bergerak begitu cepat ketika kami sedang bersama. 
"Pulang yuk, udah sore nih.." Kata Reza, berbicara ketika kami benar-benar tidak punya bahan obrolan lagi. Aku mengangguk. Saat perjalanan pulang, kami masih sempat mengobrol. Walau rasanya hanya sesaat, tapi aku senang. Aku senang bisa sedekat ini dengannya.
Sesampainya aku di rumah, aku langsung berbaring ditempat tidurku. Menatap keatas, dari balik atap. Menumpahkan segala yang otakku rekam saat bersamanya. Membayangkan lagi setiap gerak-gerik matanya yang sangat hidup saat bersamaku. Senyumannya yang tak pernah pudar dari bibirnya. Dan membayangkan saat-saat kami tidak punya bahan untuk dibicarakan, lalu kami saling mencuri pandang. Saat mata kami saling bertatapan, saat itu juga aku harus 'berpura-pura' membuang muka. Membayangkanmu membuat aku tak berhenti tersenyum. 
Apa ini wajar dirasakan oleh remaja sepertiku? Merasakan rindu, padahal baru saja bertemu. Merasakan tak mampu mengedipkan kelopak mata ini saat bersamanya, saking tak mau kehilangan bayangan dari setiap gerak-geriknya. Merasakan larut akan kenyamanan yang dia berikan. Merasakan gugup saat berbicara sambil menatap matamu.
Besoknya, aku menunggu dia di koridor tempat kemarin kita bertemu. Dan lagi-lagi aku membayangkan apa yang akan terjadi nanti, dia akan mengajakku pulang dengan motor kesayangannya itu dan mengajakku makan siang di restoran favoritnya seperti kemarin. Aku tersenyum, teringat ketika pipiku disentuh oleh tangan halusnya. Reflek, aku memegang pipiku sendiri sambil tersenyum. Mungkin mereka yang melihatku mengatakan aku tidak waras. Ya, mungkin saja aku tidak waras, tidak waras karena cinta yang dia berikan terlalu overload dihatiku. 
Aku menunggu hingga sore menjelang. Tidak mungkin ada kelas yang masih belum keluar sampai sore seperti ini. Mungkin dia sudah pulang duluan karena ada tugas kelompok. Lagian, kenapa aku jadi terlalu berharap seperti ini? Hahaha. Bodoh. 
Lusa dari hari kemarin, aku masih menunggu dia di koridor seperti biasanya. Namun aku tak pernah menemukan batang hidungnya. Mata ini tak pernah lagi melihat senyumannya yang hanya sekedar lewat didepan mataku. Mungkin benar, aku terlalu mengharapkan kehadirannya. Lebih baik aku tidak perlu lagi menanti kehadirannya. Hanya membuang waktuku saja. 
"Ghin!" Seseorang memanggilku dari koridor sebelah. Aku menoleh, ternyata itu dia. Dia yang selama ini kunantikan.. 
"Reza?" Kataku 
"Uhm, yeaa.. Hai?:)" katanya sambil memberikan senyuman manisnya itu
"Hahaha, apasih. Tengil banget senyuman kamu" kataku 
"Hahaha iyadooong, orang lagi seneng giniB-)" katanya 
"Seneng? Kenapa?" Tanyaku 
"Aku udah nemuin cewek yang udah pas banget dihati aku, hehehe" katanya 
"Ohyaaaa? Terus, kamu udah jadian sama dia?" Kataku 
"Belumlah. Dari kemarin sebenernya aku lagi cari ide, mau kasih kejutan apaya buat dia.. Rencananya sih besok aku mau tembak dia:)" katanya 
"Uhm.. Dia anak sekolah ini?" Kataku 
"Yappp! Tercantik di sekolah ini lebih tepatnya. Hehehe" katanya 
 Dan obrolan kami berhenti, aku melihat dia berlari ke tempat parkiran. Dia izin kepadaku ingin mengambil sesuatu. Entah itu apa. 
"Uhm ghin.." Kata dia setelah kembali dengan menyembunyikan kedua tangannya dibalik badannya. Terlihat sedang memegang sesuatu 
"Ya?" Kataku 
"Ini buat kamu..." Kata dia, sambil memberikanku boneka teddy bear super besar. Aku terkejut. 
"Ngh.. Rez... Makasih banyak yaaaa....." Kataku sambil memeluknya. 
"Sama-sama Ghin:) kamu simpen ya, dia bakalan nemenin kesepian kamu disaat gak ada aku:)" kata dia
"Hahaha bisa aja kamu Rez.." Kataku. Dia izin pulang karena ingin membuat kejutan untuk calon pacarnya.
Bukannya terlalu percaya diri, tapi seketika aku yakin kalau wanita yang diceritakan Reza adalah aku. Buktinya, dia rela membelikan teddy bear super besar ini untukku. Baik sekali dia. Dan lagi-lagi aku pulang sendirian, dengan membawa boneka super besar ini. Menyebalkan, uhm, tapi aku senang.
Besoknya, aku menerima sms dari Reza. Isinya tentang dia menginginkan kehadiranku disebuah restoran. Kurang percaya diri apalagi? Sudah pasti wanita itu adalah aku. Dia bilang dia akan menyatakan cintanya pada si wanita malam ini, dan dia meminta kehadiranku pada malam ini. Siapa lagi kalau bukan aku?
Aku memakai baju dress merah andalanku, aku berharap aku terlihat cantik didepannya. Tak peduli dia memakai baju apa, yang jelas dia selalu terlihat tampan dimataku. Aku datang ke restoran yang dimaksudnya, dan aku menghampiri dia yang sedang duduk sendirian diujung meja sana.
"Uhm. Rez?" Kataku 
"Ghina...?" Kata dia 
"Kamu cantik banget malam ini.." Kata dia 
"Ah Rez, bisa aja... Thanks ya.." Kataku 
"Sama-sama Ghin.." Kata dia 
"Rez?" Seseorang memotong obrolan kami
"Hei, Dis. Ohiya kenalin, ini Ghina.. Yang aku pernah ceritain sama kamu.. Dia adik-adikanku. Ghin, kenalin ini Gadis. Pacar aku yang baru aja jadian.." Kata Reza 
"Hai Ghin.." kata Gadis, memberikan tangannya. Aku tak menoleh. Aku terpaku akan kata-kata 'dia adik-adikanku'
"Rez.." Kataku "Boleh aku bicara empat mata sama kamu..?" Lanjutku 
"Uhm, tunggu ya Dis.." Kata Reza yang mengikutiku dari belakang 
"Kamu mau ngomong apa Ghin?" Tanya Reza 
"Maksud kamu ngajak aku kesini tuh apa sih Rez...." Kataku 
"Aku..aku...mau kenalin kamu sama Gadis.. Kan aku udah janji mau kenalin pacar aku kekamu..." Kata Reza 
"Rez... Kamu.. Kamu sebenernya sadar gak sih sama apa yang kamu lakuin ke aku?!" Kataku, geram.
"A..a..apa Ghin?" Kata Reza
"Aku nunggu kamu sekian lama dan kamu udah kasih sinyal positif aku. Sentuhan pipi itu, boneka itu, tatapan itu. Apa aku salah berharap sama kamu?" Kataku, frontal. 
"Maksud.. Maksud kamu Ghin?" Kata Reza 
"Aku sayang sama kamu Reeeez... Aku sayang sama kamuuu..." Kataku 
"Ghin.. Aku... Aku.. Cuma nganggep kamu sebagain adik aku Ghin.. Karena semua gerak-gerik kamu ngingetin aku sama adik aku yang udah gak ada.... Aku... Aku gak bermaksud ngebikin kamu berharap lebih.." Kata Reza 
"Adik? Aku adik-adikan kamu? Hahaha. Segitu bodohnya aku mau terperangkap sama semua harapan-harapan palsu yang kamu kasih ke aku ya.." Kataku, dan meninggalkannya pergi. 
Ternyata wanita yang dimaksud bukan aku.. Mungkin memang aku salah terlalu mudah dibodohin dengan harapan semu. Dan boneka itu... "dia bakalan nemenin kesepian kamu disaat gak ada aku" iya. Dia akan menemani kesepianku karena kamu sudah ada dia. Kamu menggantikan posisimu dengan boneka itu. Cinta tak pernah bisa dibayar dengan benda apapun, Rez.
Maafkan aku tak bisa memahami maksud amarahmu 
Membaca dan mengerti isi hatimu 
Ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian 
Mencoba mencari celah dalam hatimu
Aku tahu ku takkan bisa 
Menjadi seperti yang engkau minta
 Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba 
Menjadi seperti yang kau minta
Chrisye - Seperti Yang Kau Minta