Kebisingan suara anak pulang sekolah, menemani kesunyianku. Aku berjalan sendiri dari satu koridor ke koridor lainnya, tak satu pun anak ada yang melirik sedikit saja kepadaku. Mereka berlalu begitu saja dengan teman-temannya. Termasuk dia. Si tampan yang hingga kini mampu membuatku jatuh hati. Kebaikannya membuatku berharap lebih.
"Ehem" kata seseorang membuyarkan
lamunanku, aku menoleh.
"Eh? Hm, ada apa Rez?" Kataku kepada orang itu.
Namanya Reza, lelaki pujaanku yang baru saja kulamuni.
"Enggak kok..
Bengong aja nih kamu, mikirin apasih? Aku ya? Hahaha" kata Reza,
bergurau.
"Iya, memang aku sedang memikirkanmu Rez. Membayangkan setiap
gerak-gerikmu, senyumanmu, dan kebaikanmu. Membuat otakku penuh akan
semua tentangmu..." Kataku, tentunya dalam hati.
"Ghin?" Kata Reza, yang
lagi-lagi membuyarkan lamunanku.
"Uhm,ya?" Kataku
"Tuhkan bengong
lagi... Ih udah ah nanti kalo kemasukan gimana..." Kata Reza sambil
menyentuh pipi kananku
"Uhm.. Hehe.." Kataku, salah tingkah. "Yaudah
deh, yuk kita pulang bareng!" Kata
Reza
"Pu..pulang... Ba.. Bar..eng?" Kataku yang masih tidak menyangka
"Iya. Yuk!" Kata Reza, tangannya menarik tanganku. Dua tangan kami
bersatu dalam sebuah genggaman, lantas mengapa hati kita ini tak pernah
menyatu?
Aku pulang bersamanya. Sebelumnya, aku diajak makan siang
dengannya. Kami bercengkrama bersama dan aku merasakan kenyamanan berada
didekatnya. Dan kenyamananku membuat waktu bergerak begitu cepat ketika
kami sedang bersama.
"Pulang yuk, udah sore nih.." Kata Reza, berbicara
ketika kami benar-benar tidak punya bahan obrolan lagi. Aku mengangguk. Saat perjalanan pulang, kami masih sempat mengobrol. Walau rasanya
hanya sesaat, tapi aku senang. Aku senang bisa sedekat ini dengannya.
Sesampainya aku di rumah, aku langsung berbaring ditempat tidurku.
Menatap keatas, dari balik atap. Menumpahkan segala yang otakku rekam saat
bersamanya. Membayangkan lagi setiap gerak-gerik matanya yang sangat
hidup saat bersamaku. Senyumannya yang tak pernah pudar dari bibirnya.
Dan membayangkan saat-saat kami tidak punya bahan
untuk dibicarakan, lalu kami saling mencuri pandang. Saat mata kami saling
bertatapan, saat itu juga aku harus 'berpura-pura' membuang muka.
Membayangkanmu membuat aku tak berhenti tersenyum.
Apa ini wajar
dirasakan oleh remaja sepertiku? Merasakan rindu, padahal baru saja
bertemu. Merasakan tak mampu mengedipkan kelopak mata ini saat
bersamanya, saking tak mau kehilangan bayangan dari setiap
gerak-geriknya. Merasakan larut akan kenyamanan yang dia berikan. Merasakan gugup saat berbicara sambil menatap matamu.
Besoknya, aku menunggu dia di koridor tempat kemarin
kita bertemu. Dan lagi-lagi aku membayangkan apa yang akan terjadi
nanti, dia akan mengajakku pulang dengan motor kesayangannya itu dan
mengajakku makan siang di restoran favoritnya seperti kemarin. Aku
tersenyum, teringat ketika pipiku disentuh oleh tangan halusnya. Reflek,
aku memegang pipiku sendiri sambil tersenyum. Mungkin mereka yang
melihatku mengatakan aku tidak waras. Ya, mungkin saja aku tidak waras,
tidak waras karena cinta yang dia berikan terlalu overload dihatiku.
Aku menunggu hingga sore menjelang. Tidak mungkin ada kelas yang masih
belum
keluar sampai sore seperti ini. Mungkin dia sudah pulang duluan karena
ada tugas kelompok. Lagian, kenapa aku jadi terlalu berharap seperti
ini? Hahaha. Bodoh.
Lusa dari hari kemarin, aku masih menunggu dia di
koridor seperti biasanya. Namun aku tak pernah menemukan batang
hidungnya. Mata ini tak pernah lagi melihat senyumannya yang hanya
sekedar lewat didepan mataku. Mungkin benar, aku terlalu mengharapkan
kehadirannya. Lebih baik aku tidak perlu lagi menanti kehadirannya.
Hanya membuang waktuku saja.
"Ghin!" Seseorang memanggilku dari koridor
sebelah. Aku menoleh, ternyata itu dia. Dia yang selama ini kunantikan..
"Reza?" Kataku
"Uhm, yeaa.. Hai?:)" katanya sambil memberikan senyuman manisnya itu
"Hahaha, apasih. Tengil
banget senyuman kamu" kataku
"Hahaha iyadooong, orang lagi seneng
giniB-)" katanya
"Seneng? Kenapa?" Tanyaku
"Aku udah nemuin cewek yang
udah pas banget dihati aku, hehehe" katanya
"Ohyaaaa? Terus, kamu udah
jadian sama dia?" Kataku
"Belumlah. Dari kemarin sebenernya aku lagi
cari ide, mau kasih kejutan apaya buat dia.. Rencananya
sih besok aku mau tembak dia:)" katanya
"Uhm.. Dia anak sekolah ini?"
Kataku
"Yappp! Tercantik di sekolah ini lebih tepatnya. Hehehe" katanya
Dan obrolan kami berhenti, aku melihat dia berlari ke tempat parkiran.
Dia izin kepadaku ingin mengambil sesuatu. Entah itu apa.
"Uhm ghin.."
Kata dia setelah kembali dengan menyembunyikan kedua tangannya dibalik badannya.
Terlihat sedang memegang sesuatu
"Ya?" Kataku
"Ini buat kamu..." Kata
dia, sambil memberikanku boneka teddy bear super besar. Aku terkejut.
"Ngh.. Rez... Makasih banyak yaaaa....." Kataku sambil memeluknya.
"Sama-sama Ghin:) kamu simpen ya, dia bakalan nemenin kesepian kamu
disaat gak ada aku:)" kata dia
"Hahaha
bisa aja kamu Rez.." Kataku. Dia izin pulang karena ingin membuat
kejutan untuk calon pacarnya.
Bukannya terlalu percaya diri, tapi
seketika aku yakin kalau wanita yang diceritakan Reza adalah aku.
Buktinya, dia rela membelikan teddy bear super besar ini untukku. Baik
sekali dia. Dan lagi-lagi aku pulang sendirian, dengan membawa boneka
super besar ini. Menyebalkan, uhm, tapi aku senang.
Besoknya,
aku menerima sms dari Reza. Isinya tentang dia menginginkan kehadiranku
disebuah restoran. Kurang percaya diri apalagi? Sudah pasti wanita itu
adalah aku. Dia bilang dia akan menyatakan cintanya pada si wanita malam
ini, dan dia meminta kehadiranku pada malam ini. Siapa lagi kalau bukan
aku?
Aku
memakai baju dress merah andalanku, aku berharap aku terlihat cantik
didepannya. Tak peduli dia memakai baju apa, yang jelas dia selalu
terlihat tampan dimataku. Aku datang ke restoran yang dimaksudnya, dan
aku menghampiri dia yang sedang duduk sendirian diujung meja sana.
"Uhm.
Rez?" Kataku
"Ghina...?" Kata dia
"Kamu cantik banget malam ini.." Kata
dia
"Ah Rez, bisa aja... Thanks ya.." Kataku
"Sama-sama Ghin.." Kata
dia
"Rez?" Seseorang memotong obrolan kami
"Hei, Dis. Ohiya kenalin, ini
Ghina.. Yang aku pernah ceritain sama kamu.. Dia adik-adikanku. Ghin,
kenalin ini Gadis. Pacar aku yang baru aja jadian.." Kata Reza
"Hai
Ghin.." kata Gadis,
memberikan tangannya. Aku tak menoleh. Aku terpaku akan kata-kata 'dia
adik-adikanku'.
"Rez.." Kataku "Boleh aku bicara empat mata sama
kamu..?" Lanjutku
"Uhm, tunggu ya Dis.." Kata Reza yang mengikutiku dari
belakang
"Kamu mau ngomong apa Ghin?" Tanya Reza
"Maksud kamu ngajak
aku kesini tuh apa sih Rez...." Kataku
"Aku..aku...mau kenalin kamu sama
Gadis.. Kan aku udah janji mau kenalin pacar aku kekamu..." Kata Reza
"Rez... Kamu.. Kamu sebenernya sadar gak sih sama apa yang kamu lakuin
ke aku?!" Kataku, geram.
"A..a..apa Ghin?" Kata Reza
"A..a..apa Ghin?" Kata Reza
"Aku
nunggu kamu sekian lama dan kamu udah kasih sinyal positif aku.
Sentuhan pipi itu, boneka itu, tatapan itu. Apa aku salah berharap sama
kamu?" Kataku, frontal.
"Maksud.. Maksud kamu Ghin?" Kata Reza
"Aku
sayang sama kamu Reeeez... Aku sayang sama kamuuu..." Kataku
"Ghin..
Aku... Aku.. Cuma nganggep kamu sebagain adik aku Ghin.. Karena semua
gerak-gerik kamu ngingetin aku sama adik aku yang udah gak ada....
Aku... Aku gak bermaksud ngebikin kamu berharap lebih.." Kata Reza
"Adik? Aku adik-adikan kamu? Hahaha. Segitu bodohnya aku mau
terperangkap sama semua harapan-harapan palsu yang kamu kasih ke aku
ya.." Kataku, dan meninggalkannya pergi.
Ternyata wanita yang
dimaksud bukan aku.. Mungkin memang aku salah terlalu mudah dibodohin
dengan harapan semu. Dan boneka itu... "dia bakalan nemenin kesepian
kamu disaat gak ada aku" iya. Dia akan menemani kesepianku karena kamu
sudah ada dia. Kamu menggantikan posisimu dengan boneka itu. Cinta tak
pernah bisa dibayar dengan benda apapun, Rez.
Maafkan aku tak bisa memahami maksud amarahmu
Membaca dan mengerti isi hatimu
Ampuni aku yang telah memasuki kehidupan kalian
Mencoba mencari celah dalam hatimu
Aku tahu ku takkan bisa
Aku tahu ku takkan bisa
Menjadi seperti yang engkau minta
Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
Menjadi seperti yang kau minta
♬Chrisye - Seperti Yang Kau Minta♬