3/26/12

Ibu

Ku termenung sendu dibawah langit nan biru
Sendiri saja.. Tanpa seorang Ibu, ataupun Bunda..
Memikirkan yang dulu terjadi bersamanya
Pedih rasanya
Oh Tuhan, mengapa Enkau memanggilnya begitu cepat?
Sampai ku terlantar tanpanya
 Aku iri
Iri melihat seorang anak yang bercandaria bersama Ibunya
Iri melihat seorang anak yang nyaman dipelukan hangat Ibunya
Aku iri melihat seorang anak yang selalu didapmpingi Ibunya
Aku rindu
Rindu akan nasihat-nasihatnya
Rindu akan pelukan hangatnya
Rindu semua omelan-omelannya
Rindu akan kepekaannya...
Kini aku menyesal
Menyesal telah melawannya
Menyesal telah memberinya julukan si cerewet
Menyesal telah tidak memperdulikannya
Dan sekarang, hanya ada kenangan-kenangan indah bersamanya
Tidak ada lagi canda-tawa bersamanya
Tidak ada lagi kasih sayang seorang Ibu di dunia nyata
Hanya ada perkataan sinis dari teman-temanku
Perkataan yang sulit untuk kumaafkan
Perkataan yang sudah terlanjur masuk ke hatiku
Perkataan yang justru membuatku merasa lemah dihadapannya
Mereka menyebutku si yatim
Perih kurasakan
Kini hanya da air mata yang membasahi pipiku
Dan ternyata hanya pelukan Ibulah yang dapat menenangkanku
Namun apa daya, takdir berkata lain
Ibu ku pergi untuk selama-lamanya
Meninggalkan senyuman manis di wajahnya
Cantik. Manis sekali.
Dia pergi dengan meninggalkan sebuah pesan 'Jangan nakal ya Nak!' untukku
Ya. Kasih ibu memang sepanjang masa
Ada dan tiada dirimu kan selalu ada didalam hatiku...

Dhiya